Jumat, 29 Maret 2024

Waduh, Kabag Pemdes Grobogan ‘Digebuki’ Kades dan Perangkat Desa, Ada Apa?

Dani Agus
Sabtu, 11 Maret 2017 10:00:55
Pentas ketoprak yang dilangsungkan di halaman Setda Grobogan mendapat sambutan hangat dari masyarakat.(MuriaNewsCom/Dani Agus)
Murianews,Grobogan - Kabag Pemerintahan Desa Pemkab Grobogan Daru Wisakti sempat bersitegang sejumlah kepala desa (kades) dan perangkat desa, Jumat (11/3/2017) malam. Buntutnya, Daru akhirnya dikeroyok dan digebuki. Namun, dengan bekal kemampuan bela diri yang dimiliki, Daru akhirnya bisa mengatasi lawannya. Eits, jangan salah sangka. Peristiwa pengeroyokan itu bukan kejadian sungguhan. Tetapi, berlangsung dalam pentas ketoprak yang digelar di halaman Kantor Setda Grobogan, Jumat (10/3/2017) malam. Sekadar diketahui, para pemain dalam pentas ketoprak yang dimulai pukul 21.00 WIB itu bukan berasal dari salah satu grup kesenian tradisional. Tetapi, pemainnya adalah para kades dan perangkat desa. Daru Wisakti merupakan satu-satunya pejabat yang terlibat dalam pertunjukkan tersebut. Dalam pentas ketoprak dengan lakon “Minak Jinggo Leno” tersebut, Daru berperan sebagai Patih Angkat Buto. Saat tampil pada adegan pengeroyokan, Daru sempat mengalami cidera ketika berusaha meloncat dari atas panggung untuk menghindari amukan musuhnya. Di mana, kaki kirinya sempat terperosok celah antara lantai kayu dan pembatas panggung. Meski begitu, Daru menyatakan puas dan bangga bisa terlibat dalam momen langka itu. Baca juga : Rayakan Hari Jadi, Pemkab Grobogan Suguhkan Pentas Ketoprak “Iya, ini sedikit bengkak saat terperosok celah tadi. Tidak apa-apa, kok. Saya merasa puas bisa jadi bagian dalam pertunjukkan ketoprak ini,” jelasnya. Sementara itu, Ketua Paguyuban Demang Manunggal Priyo Hutomo menyatakan, pentas ketoprak dengan pemain para kades dan perangkat ini baru pertama kali digelar dalam rangka memperingati HUT Grobogan. Dalam pentas tersebut, sedikitnya ada 30 aparat desa yang ikut terlibat. “Ini baru pertama kali kita bikin pentas ketoprak di sini. Ternyata antusias masyarakat sangat baik. Terus terang saya juga kaget melihat penontonnya banyak sekali. Saya mengucapkan terima kasih atas apresiasi dari masyarakat,” cetusnya. Priyo menyatakan, pentas ketoprak itu dilangsungkan sebagai wahana untuk menggali, mengupas, mengembangkan dan melestarikan seni budaya warisan nenek moyang. Hal itu perlu dilakukan karena kesenian tradisional ini kondisinya hampir kelam lantaran tergerus arus globalisasi. “Kesenian tradisional ini harus kita lestarikan. Untuk melestarikan kesenian ini harus kita lakukan bersama-sama,” sambung Priyo yang juga ikut tampil dalam pentas ketoprak tersebut.  Editor : Kholistiono

Baca Juga

Komentar